Clofitris Clobazam 10 mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

nationallibraries.org – Clofitris Clobazam 10 mg adalah obat yang termasuk dalam kelompok benzodiazepin, digunakan terutama untuk mengobati kondisi medis seperti epilepsi dan gangguan kecemasan. Benzodiazepin dikenal sebagai obat yang bekerja dengan menenangkan aktivitas saraf di otak, dan Clofitris Clobazam 10 mg sering diresepkan sebagai terapi tambahan untuk mengurangi kejang pada pasien epilepsi. Artikel ini akan membahas manfaat, cara kerja, dosis, efek samping, dan informasi penting lainnya terkait Clofitris Clobazam.

Apa Itu Clofitris Clobazam 10 mg?

Clofitris Clobazam
Sumber : Youtube

Clofitris Clobazam 10 mg adalah obat yang mengandung zat aktif Clobazam, yang bekerja dengan meningkatkan efek dari neurotransmitter GABA (gamma-aminobutyric acid) di otak. GABA adalah senyawa kimia yang berfungsi untuk menekan aktivitas saraf yang berlebihan, sehingga obat ini dapat membantu mengurangi kejang dan mengatasi kecemasan.

Clofitris biasanya diresepkan untuk pasien dengan epilepsi yang tidak cukup dikontrol hanya dengan obat antikonvulsan lain. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan yang parah. Penting untuk dicatat bahwa Clofitris Clobazam tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang karena risiko ketergantungan dan efek sampingnya.

Manfaat Clofitris Clobazam 10 mg

  1. Mengobati Epilepsi
    Clofitris Clobazam sering digunakan sebagai tambahan dalam pengobatan epilepsi untuk mengurangi frekuensi dan intensitas kejang. Obat ini bekerja dengan menenangkan aktivitas saraf yang tidak teratur di otak, yang dapat memicu kejang. Biasanya, Clofitris digunakan ketika obat antikonvulsan lain tidak cukup efektif.
  2. Mengurangi Kecemasan
    Selain sebagai obat antikonvulsan, Clofitris juga digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Obat ini dapat membantu pasien dengan gangguan kecemasan berat untuk merasa lebih tenang dan mencegah serangan panik yang berlebihan.

Cara Kerja Clofitris Clobazam

Clobazam bekerja dengan meningkatkan efek GABA, sebuah neurotransmitter yang berperan dalam menghambat aktivitas saraf di otak. Dengan memperkuat efek GABA, Clofitris Clobazam membantu mengurangi aktivitas otak yang berlebihan yang sering menjadi penyebab kejang dan kecemasan.

See also  Panduan Praktis Daftar Obat di E-Katalog LKPP!

Dosis dan Cara Penggunaan Clofitris Clobazam 10 mg

Penggunaan Clofitris Clobazam harus sesuai dengan anjuran dokter. Dosis yang direkomendasikan biasanya bervariasi tergantung pada kondisi medis pasien dan respon individu terhadap obat. Untuk pasien dewasa dengan epilepsi, dosis awal yang umum adalah 5-10 mg per hari, yang dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan dan toleransi pasien.

Clofitris biasanya diminum satu atau dua kali sehari, dan penting untuk meminum obat ini pada waktu yang sama setiap hari. Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter karena penghentian mendadak dapat menyebabkan gejala putus obat seperti kecemasan, insomnia, dan kejang.

Efek Samping Clofitris Clobazam

Seperti obat lainnya, Clofitris Clobazam 10 mg dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum meliputi:

  1. Kantuk dan kelelahan
    Karena Clofitris bekerja dengan menekan aktivitas saraf di otak, penggunaannya sering menyebabkan kantuk, pusing, dan penurunan kewaspadaan.
  2. Sakit kepala dan pusing
    Beberapa pasien mungkin mengalami sakit kepala atau merasa pusing setelah mengonsumsi Clofitris, terutama pada awal penggunaan obat.
  3. Efek pada pencernaan
    Clofitris dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau sembelit. Jika gejala ini berlanjut, segera hubungi dokter.
  4. Risiko ketergantungan
    Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dari obat ini dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Oleh karena itu, Clofitris umumnya tidak digunakan untuk terapi jangka panjang tanpa pengawasan ketat dari dokter.

Peringatan dan Kontraindikasi

Sebelum menggunakan Clofitris Clobazam, penting untuk memberitahu dokter mengenai kondisi kesehatan yang dimiliki, terutama jika Anda memiliki riwayat:

  • Penyakit hati atau ginjal
  • Gangguan pernapasan seperti asma atau penyakit paru-paru
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan
  • Depresi atau gangguan mental lainnya

Selain itu, Clofitris tidak disarankan untuk ibu hamil atau menyusui kecuali manfaatnya lebih besar dibanding risikonya. Penggunaan Clofitris pada anak-anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.

See also  Warfarin Sodium Clathrate 2 mg: Fungsi, Dosis & Efek Samping

Interaksi Obat

Clofitris Clobazam dapat berinteraksi dengan obat lain, yang dapat mengurangi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Clofitris meliputi:

  • Obat penenang seperti alprazolam atau diazepam
  • Antikonvulsan lain seperti phenytoin atau carbamazepine
  • Antidepresan seperti fluoxetine atau sertraline

Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang Anda gunakan sebelum memulai pengobatan dengan Clofitris Clobazam.

FAQ tentang Clofitris Clobazam 10 mg

Apakah Clofitris Clobazam 10 mg aman untuk penggunaan jangka panjang?
Penggunaan jangka panjang Clofitris tidak dianjurkan karena risiko ketergantungan. Penggunaan sebaiknya dibatasi sesuai dengan arahan dokter.

Bagaimana jika saya melewatkan dosis Clofitris?
Jika Anda melewatkan dosis, ambillah segera setelah Anda mengingatnya. Namun, jika sudah hampir waktunya untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal dosis normal. Jangan menggandakan dosis.

Apakah Clofitris dapat menyebabkan overdosis?
Ya, penggunaan Clofitris dalam dosis yang lebih tinggi dari yang diresepkan dapat menyebabkan overdosis, dengan gejala seperti pingsan, kesulitan bernapas, atau koma. Jika Anda mencurigai overdosis, segera cari pertolongan medis darurat.

Kesimpulan

Clofitris Clobazam 10 mg adalah obat yang efektif untuk mengobati kejang akibat epilepsi dan mengurangi gejala gangguan kecemasan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati, mengikuti petunjuk dokter, dan tidak boleh dihentikan tiba-tiba tanpa konsultasi. Pastikan untuk memperhatikan efek samping dan interaksi obat yang mungkin terjadi untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Leave a Comment